Setiap hari, sinar mentari muncul menerangi bumi Indonesia pertama kali dari bagian timur. Cahayanya bersih, hangat, mengganti kegelapan malam dan menerangi kehidupan hingga merata ke bagian tengah dan barat Indonesia.
Begitu pula, lantunan adzan shubuh akan dimulai menggema dari Indonesia bagian Timur. Kumandangnya menggetarkan, mengusir maksud dan pengaruh jahat. Gema adzan shubuh akan mendatangkan keberuntungan. Mengawali keberkahan hari dan mengokohkan tauhid.
Boleh jadi ada peran kealpaan 1 – 2 umat Islam sehingga simbol adzan tidak atau belum saling bersahutan di bagian timur hingga ke barat. Terjadi kekosongan antara. Atau adzan belum kuat bergema, dan menjadi sebab umat lelap tertidur di waktu shubuhnya bagian timur. Umat baru mulai terjaga dan bangun pada datangnya waktu shubuh di bagian tengah dan barat.
Begitulah, tebaran amal kita berfungsi meneguhkan syiar dakwah Islam dikejauhan mata. Kiriman kebajikan kita dipelosok negeri, bukan hanya sebagai tanda dan bukti bahwa setiap individu muslim hadir saling bahu membahu menguatkan pondasi dakwah. Namun ternyata meretasnya syiar Islam, dengan diawalinya gema adzan shubuh dari ufuk Indonesia bagian timur akan membawa keberkahan diawal sampai akhir hari bagi kita yang ada di bagian tengah dan barat negeri.
Ajakan program Lazisna yakni Distribusi Hewan Qurban dan Sedekah Daging Potong dapat menjadi semacam ‘amunisi’ penyokong dakwah para Dai Pelosok dan penggembira hati umat serta warga setempat.
Target distribusi program Qurban dan Sedekah Daging Potong – Lazisna di Hari Raya Idul Adha sampai dengan akhir bulan Dzulhijjah. Semata membuka pintu dan meluaskan peluang beramal. Dengan prioritas wilayah salurnya di Indonesia Timur adalah salah satu kabupaten di NTT, NTB, Papua, & Papua Barat.